Langsung ke konten utama

Ramadhan ke-27


Menandakan bahwa sebentar lagi Lebaran tiba. Ada rasa suka yang berselimut duka dalam menyambut Idulfitri kali ini. Di satu sisi, kebahagiaan terasa karena momen kemenangan semakin dekat. Namun di sisi lain, tuntutan hidup terus berdatangan, ditambah dengan pesan demi pesan dari orang-orang yang meminta THR.

Di tengah kesulitan ini, bayangan perjuangan almarhum Ayah kembali hadir. Betapa besar pengorbanannya dulu. Tak terbayangkan bagaimana beliau menghadapi begitu banyak tuntutan—bukan hanya dari kami, sepuluh anaknya, tetapi juga dari keluarga terdekat, tetangga, dan orang-orang di sekelilingnya.

Kadang timbul rasa malu dalam hati ketika aku ingin mengeluh.
Aku, yang hanya memiliki empat anak, sudah sering merasa kerepotan.
Lalu bagaimana dengan beliau?
Bagaimana beliau bisa menghadapi kehidupan yang begitu berat, mendengar dan memenuhi harapan dari sepuluh anaknya?
Sungguh, betapa besar kesabaran dan keteguhan hatinya.

Sepuluh anak, sepuluh baju baru.
Belum lagi kue lebaran yang harus disiapkan.

Ramadhan, oh Ramadhan…
Kenangan itu masih begitu jelas. Aku ingat bagaimana Ayah selalu berusaha membelikan kami baju baru di pasar kalangan. Jika kupikirkan sekarang, entah dari mana beliau mendapatkan uangnya. Pekerjaannya hanyalah serabutan, tak menentu. Namun, beliau tak pernah mengeluh. Yang kutahu, kami selalu merasa bahagia, meskipun di balik itu ada perjuangan yang mungkin tak pernah kami pahami sepenuhnya.

Benar kata orang, jika kita tidak mengalami sendiri, kita tak akan pernah benar-benar mengerti.

Semoga aku mewarisi semangat perjuangan dan kesabaranmu, Bapak.
Ini bukan tentang gengsi, tapi tentang sesuatu yang pasti—tentang perjuangan hidup yang harus dijalani dengan keikhlasan.

Bapak… kini aku mengerti.
Ya Allah, betapa hebat perjuanganmu dulu.
Tantangan yang kurasakan sekarang ternyata hanya seujung kuku dibanding dengan bebanmu kala itu.

Pergi subuh, pulang malam—bahkan kadang, baru kembali ke rumah keesokan harinya.
Tinggal di rumah gubuk.
Bekerja tanpa kepastian.
Namun, kau tetap memaksa anak-anakmu untuk terus bersekolah.

Kini, ada penyesalan besar dalam hatiku.
Mengapa dulu aku tak memahami arti guratan di wajahmu?
Mengapa aku terus merengek ingin ini dan itu?
Mengapa aku selalu menagih uang SPP tanpa peduli bagaimana engkau mencari rupiah demi rupiah?

Ya Allah, Ya Rabb…
Ampunilah segala dosa Bapakku.
Lapangkanlah kuburnya, terangi alam barzahnya, dan tempatkanlah ia di surga-Mu yang paling indah.

اللهم اغفر له وارحمه وعافه واعف عنه
Al-Fatihah…

__________________________

"Life isn’t about waiting for the storm to pass, but about learning to dance in the rain.
So, let’s face it beautifully, even if we don’t know how this story will end."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Togel dari Kacamata Probabilitas

Sudah tak asing lagi telinga ini mendengar percakapan orang-orang di sekaliling membahas judi angka (Togel), lama-lama aku jadi penasaran dan akhirnya memberanikan diri tuk bertanya cara atau aturan main serta berapa hadiah yang didapatkan. Tanpa ragu bahkan semangat 45 (heheh kin terlalu lebay kosakatanya) teman tadi panjang lebar menjelaskan. "Kita tinggal memasang 2, 3, atau 4 angka, jadi misalnyo keluar 2 angko, kito dapat hadiah duit Rp. 60.000,- dipotong pajak" masih juga belum jelas, akupun bertanya lagi, "pernah dak yang keluar tu angko dobel", lalu dijawabnya "biso bae, malah kadang angko minggu kemaren biso keluar lagi". Alhamdlh setelah mendengar jawaban tadi aku mulai sedikit banyak dapat data (deret angka 0 - 9, dicari kemungkinan muncul pasangan 2, 3 dan 4 angka dan boleh berulang. 2 angko dapat 60.000). Selama perjalan pulang, aku teringat dengan pelajaran waktu SMA dulu tentang bab peluang walau saat itu saya termasuk...

Benarkah Logika Tanpa Logistik Akhirnya Pasti Anarkis?

Istilah mirip-mirip di atas sepertinya lumrah kita dengar, entah sebagai ungkapan yang menggambarkan kekecewaaan karena tertolaknya anggaran atau ketika terjadi stagnan karena dipengaruhi kecemburuan social. Mari kita urut satu persatu   smile emotikon . Kalau menurut Wikipedia, logika berasal dari bahaya Yunani (Logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam Bahasa. Tapi biar lebih seru bisa kita modifikasi dikit deh  smile emotikon , logika adakah hasil pikiran yang digambarkan pada kata dan perbuatan. Terus gimana dengan logistik?, logistik bisa kita artikan dengan materi seperti dana, fasilitas, infrastruktur, dan lain sebagainya tidak terkecuali unsur-unsur immaterial lainnya. Terakhir anarkis, kalau kata ini sih pasti lancar dan fasih diucapkan oleh pejabat dan penegak hukum. Anarkis bisa kita artikan sebagai perbuatan tanpa dipimpin dan terpimpin yang berdampak negatif dan bersinggungan dengan norma serta ...

Jodoh

Suatu pagi, datanglah salah satu sahabatku yang menceritakan perjalanan jodohnya, walau ia bercerita sambil tersenyum dan sesekali tertawa, namun terlihat jelas rasa risau dan kegalauannya. Sahabatku, Jan gan berputus asa dan Nyakinlah akan ketetapanNya . "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir" (Ar Rum 21). dan, semoga syair lagu ini bisa sedikit mengobati rasa galau dan menjadi stimulan dalam pencarian : Bunga tidak sekuntum di dalam taman Kumbang tidak seekor yang akan datang Dunia tidak sebesar telapak tangan Janganlah kau risau tak dapat pasangan Angin segar bertiup pagi dan petang Jodoh pasti bertemu setiap insan Tak usah kau bersedih, kesal dan bimbang Pasti suatu hari jodoh akan dat...