Kata yang sangat akrab di telinga orang Sumsel, khususnya
bagi pribuminya. Kata ini juga akan terasa dekat maknanya bagi semua orang yang
telah bermigrasi ke wilayah ini dan lama berbaur dalam kehidupan penduduk asli
Sumsel.
"Ado lokak dak?”, kalimat ini sering terdengar dari
orang-orang yang membutuhkan pekerjaan atau uang dengan beragam gaya pengucapan
sesuai dengan bahasa ibunya masing-masing. Di lain kesempatan, sering juga
terdengar dari seorang yang memiliki informasi atau memiliki peluang yang
terungkap dalam kalimat “Nak lokak dak!”.
Menurut Drs. Saudi Berlian, M.Si. salah seorang pemerhati budaya
Sumsel, awalnya kata “lokak” berasal dari kata “Loka” yang berasal dari bahasa Sansekerta
yang berarti peluang.
Dari kacamata sosiologi bahasa, bila kata ini lebih sering
diungkapkan oleh orang yang berpunya atau paling tidak mempunyai informasi
dengan ungkapan “Nak lokak dak?”, maka bermakna kepedulian terhadap orang yang
membutuhkan. Pada saat yang sama hal itu mengungkapkan adanya solidaritas
sosial yang muncul dalam kebiasaan masyarakat yang masih solid dan berpegang
teguh pada nilai-nilai budayanya. Budaya saling tolong, misalnyal.
Sebaliknya, bila sering terucap dari orang yang membutuhkan
dengan ungkapan “Ado lokak dak?”, maka itu mengacu pada makna keterpecahan
sosial. Masyarakat penggunanya berarti telah tidak solid lagi sebab mereka
terjebak pada kecenderungan individualisme dan materialistisme atau masyarakat “matre”.
Pada ranah ini yang menjadi standar acuan tindakan dalam
kehidupan bermasyarakat adalah “kepentinganku” atau “aku dapat apa?”.
Ukuran kebaikan dan kebenaran tindakan pun berdasarkan
keuntungan yang “Aku dapat”, bukan lagi ukuran norma yang berasal dari Sang Maha
Pencipta. Bila untung berarti benar, sebaliknya bila tidak untung atau rugi
secara material maka berarti salah.
Akhirnya, kenyataan ungkapan “Lokak” versi mana yang tampil
lebih dominan di dalam komunikasi masyarakat kita terkini, maka pada titik
itulah kondisi solidaritas sosial kita berada.
Akankah suatu saat nanti kita mendengar ungkapan “Ado lokak
pahalo dak?” atau “Ado lokak ibadah dak?”. Wallahu a’lam.
Komentar
Posting Komentar