Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

MERANGKAI PILKADA DENGAN IBADAH

Satu hari menjelang Pilkada, salah satu teman kerja mengadu kalau belum menentukan pilihan siapa yang bakal di coblos sekaligus langsung bertanya “bingung, kira-kira siapa yang bakal kita pilih? 🤣 ”. Tidak heran dan sangat wajar jika kondisi ini juga terjadi bagi semua orang karena kita semua adalah makhluk lemah dan serba terbatas. Lemah dalam pengetahuan, lemah pada inventarisir data, dan analisa. Terbatas akan wawasan dan kemampuan membaca skenario dunia. Kita mudah sekali tergoda ketika dihadapkan pada tubian pencitraan para jawara. Mudah sekali dibuat kagum pada pendapat suatu kaum. Kita akan dibuat lunglai tak berdaya oleh gesitnya strategi tim pemenangan yang sekilas tampak sempurna. Mudah tergelincir saat ditawari iming-iming walaupun itu segelintir dan anyir. Jangankan mereka para kandidat Pilkada, isi hati orang terdekat saja kita tidak mampu menyelaminya.  😔 Berangkat dari kelemahan dan keterbatasan ini, mari kita kembali pada Sang Pencipta, Dia yang maha

Pagi Dempo

Mampir di salah satu penginapan sekitar destinasi wisata. "Selamat pagi kak.. 🙂 ", sapa resepsionis dengan senyum khas. Setengah tekejut ku jawab bae "yo... Pagi jugo dek, (hhmm... karno dipanggil kakak, tepakso dio kito adek ke  😀  ) "Ado kamar kosong Dek ?" Ramah dan senyum2, dio jawab "Banyak kak...  🙂  butuh brpo kamar Kak? Bla...bla...bla... Akhirnya terjadi tragedi saat dio minta identitas. ------------- "Maaf kak, atas namo siapo kak?, alamat samo no hp kakak y jugo kak?" "Oh iyo, namo kakak bae Dek  🙂 " Karno niat nak nolong, langsung bae aku kasih KTP. "Ferry Heryadi kak yo...." "Alamat Indralaya..." Helah nafas panjang, Dak lamo nyebutke Indralaya, sang dara jelita ini langsung besandar dikursinya. "Kamar y di belakang pak, biar satpam yang ngantar Bapak". ---------- Kawan sebelah balik betanyo dg niat nak ngolahke "ngapolah Ferry, tadi dio manggil kau kakak, ujung2 y Bapak  😀

MERANGKAI PILKADA DENGAN IBADAH (2)

Geram melihat perdebatan tak berujung antar pendukung peserta pilkada akhirnya bisa terobati. Begitu haru ketika melihat iring-iringan orang-orang yang dalam tanda kutip selama ini jarang terlihat, hari ini terkumpul di sekitar tenda tempat penyaluran suara. Sepintas sempat mengingat, sekarang berapa Syawalnya  🤔 karena mereka rata-rata memakai busana terbaiknya.  😁 Bahkan pasca mewarnai ujung jari tanda sudah memilih, mereka tidak langsung kembali kerumah tapi otomatis membentuk majelis silaturahim ala kadarnya. Tetap larut dalam canda tawa walaupun tidak ada minuman berwarna dan duduk di kursi mewah.  🤣 Penuh spirit meski tanpa toples-toples cantik apalagi piring kecil berisi lapis legit. 🥞 Tak kalah membuat bibir tersenyum saat melirik petugas KPPS yang dalam tanda kutip boleh dikatakan mungkin terakhir memasukkan bajunya saat masih duduk di bangku sekolah belasan tahun silam  🤣 , hari ini memakai kemeja rapi lengkap dengan dasi yang seksi  😁 Jika selama

GALAU TINGKAT AKHIR

Satu persatu anak didik menghadap sembari bertanya tentang studi lanjutan pasca sekolah menengah atas. Ya, memang suasana ini kerap terjadi di tiap jelang penghujung tahun ajaran kalender pendidikan. Terlihat jelas kegalauan mereka akan prospek dunia kerja dengan selalu berkutat pada pertanyaan klasik akan pilihan program studi, passsing grade, akreditas perguruan tinggi sampai jurusan. Hhmm.... prodi dan akreditasi, memangnya saya ketua BAN-PT atau Dirjen di Kemendikti, atau jangan-jangan mereka anggap saya paranormal nan sakti  😔 Sepintas aku juga memahami apa yang mereka rasakan, suatu kondisi yang penuh tuntutan dan pertanyaan-pertanyaan berawalkan “akankah aku nanti.....” dst. Puas dengarkan deretan asa, akhirnya aku pun buka suara. Wahai Anak Manusia... "ckckck.... nah yang ini lebay gino  😡 " Nak... Kalau sekarang kita coba analisa dunia kerja pasca kuliah tentu akan temukan kegalauan disana, karena prediksi-prediksi itu berangkat dari lemahnya wa