Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Pesan Tuhan Dalam Foto Kenangan

Ada yang bilang, untuk apa kamu banyak tulis sedangkan belum tentu satu atau dua orang yang baca?, hehehe pertanyaan klasik dan terpaksa dijawab dengan jawaban klasik pula. Ok, kita mulai dari huruf A saja sesuai dengan alphabet …. Oooppsss…. Kita mulai dari Basmalah biar berkah. Untuk apa menulis toh ngak ada yang baca, dan kalaupun ada terus apa pengaruhnya? Iya memang benar, kalau kita lihat dari sisi itu tetapi menulis adalah sebuah seni yang tercantum didalamnya banyak segmen. Saat ingin memulai menulis tentu kita akan sempat terhenyu, bingung bahkan linglung mau tulis apa. Ya itulah seninya. Ketika mulai satu bait, keadaan yang sama pasti menghampiri. Ya itulah seninya, sama seperti Deidara yang mengganggap ledakan adalah seni yang indah. Sementara kebanyakan orang menjudge negatif. Jadi intinya untuk apa menulis, jawab saja bukan untuk apa-apa. Contohnya hari ini tak sengaja membuka album foto lama, hhhmmmm…. Album virtual di dalam google drive J . Tiap momen yan

Be a Wise Parent

Hari itu, Saya mendapat kunjungan beberapa orang wali murid yang memang sengaja diundang terkait ujaran kebencian oleh salah seorang anak mereka pada salah satu guru kami di sosial media. Berawal dari Si guru yang memberi remedial berbentuk tugas kepada beberapa murid karena mendapat nilai yang kecil di bawah KKM. Si anak yang sepertinya tidak terima dengan tugas remidi yang banyak, menumpahkan kekesalannya pada kawan2 di grup WhatsApp nya dengan kata2 yang sangat tidak layak ditujukan kepada guru. Qodarullah, chat itu discreenshoot oleh salah seorang temannya di grup dan dijadikan status atau snap, dari sanalah kemudian terbaca oleh si guru. Yang ingin saya soroti, bukan tentang si anak. Justru tanggapan orang tua terhadap perilaku anak2 nya tersebut. Dengan senyum ringan tanpa beban seorang wali murid berujar " Masih anak2 Bu, mohon dimaklumi...gak usah diambil hati, lupakan saja, jangan dendam " Cukup kaget saya mendengarnya, tidak menyangka kalau tanggapan nya seperti it

Mengenang Mu

Masih ada bayang mu di sudut-sudut rumah yang kau pahat Di wajah mungil putra kami Yang begitu mirip dirimu Di relung hati terdalam kami Ketika mendengar canda tawa mu Bapak... Walau baru 12 tahun aku mengenal mu, tapi rasanya begitu sedih saat harus berpisah dengan mu Terima kasih untuk cinta yang kau curahkan Untuk tetes keringat yang kau cucurkan Untuk perhatian dan canda yang kau ruahkan Maafkan kami, anak-anak mu yang belum maksimal membalas semua kebaikan mu... Allahumma firlaghu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu.... Beristirahatlah dengan tenang Bapak.... Kami akan selalu mengenang dan mendoakan mu... With Love FN Fam

Dari Jendela SMP Ku...

Baiklah saya juga akan menjawab tantangan tantangan siapa ya? Maaf saya tidak memposting foto tapi tulisan saja. .. Dari Jendela SMP Ku... Pagi itu langit mendung, tapi tak menyurutkan langkah ku untuk pergi ke sekolah, beberapa anak berseragam putih biru tegak bergerombol di depan gapura desa, Dengan tujuan sama. Menunggu angkutan umum. Kuhampiri beberapa teman ku yang duluan berdiri disana. Kami larut dalam obrolan yang itu2 saja tapi anehnya tak ada kebosanan. Beberapa angkutan mulai lewat, tapi sudah penuh sesak oleh anak2 sekolah dari desa sebelumnya. Kami putuskan untuk menunggu angkutan lain. Angkutan kedua, tiga dan seterusnya masih juga tampak penuh ditambah hari mulai beranjak siang, saingan bukan hanya dari sesama pelajar tapi juga ibu2 yang akan berangkat ke pasar. Wajah kami mulai cemas, takut terlambat. Terbayang wajah kepala sekolah kami yang tidak bersahabat melihat murid2 nya datang terlambat. Syukurlah akhirnya ada sebuah mobil angkutan yang datang terseok- seok dari

17 Juni 2009

Hari ini sebelas tahun yang lalu, rasanya masih terbayang berat dan letih nya perjuangan ummi demi melihat mu terlahir ke dunia nak... Semua sirna, saat tangis mu memecah di kesunyian malam. Mengalunkan irama syahdu mengiringi lengkap nya cerita hidup kami. Putri sulung ummi...yang mungkin jika bisa memilih, kau akan memilih lahir dari rahim ibu lain, karena ummi bukan ibu yang sempurna... Engkau, uji coba kami orang tua mu. Yang tak punya cukup bekal untuk menjadi orang tua yang baik dulu. Betapa banyak kesalahan ummi pada mu nak... Tapi yakinlah...walau kami mungkin bukan yang terbaik , tapi hadirmu lah yang melengkapi hidup kami hingga jadi hidup yang terbaik . Maaf kan ummi, jika belum bisa menjadi ibu yang sempurna untuk mu dan adik2... Walau tak terucap, yakinlah ummi bangga dan bahagia memiliki putri seperti mu.... Do'a terbaik untuk mu hariini dan nanti, tetaplah menjadi anak yang berbakti. Untuk agama, orang tua dan negara mu. Adzkia Syifa Ainun Najah

Pagi itu di tahun 1990

Kring....bapak membunyikan sepeda onthel tua nya, membuyarkan konsentrasi kanak2 ku yang tekun mengamati untaian bunga pohon bonsai yang tumbuh berjejer di tepi rumah. "Ayo naik", kata bapak sambil menepuk boncengan belakang sepeda. Aku berlari mendekat, Hari itu Hari pertama aku masuk sekolah dasar. SD tempat ku sekolah tidak jauh dari rumah, tapi karena bapak Ada keperluan ke tempat lain, bapak mengajak ku naik sepeda. Gerbang sekolah berdiri gagah menyambut kami, warna nya biru dengan tulisan besar ditengah2, SDN 1 Banjarsari. Sekolah yang melahirkan banyak orang2 hebat dikemudian Hari. Keadaan tampak ramai hari itu, murid2 berbaur dengan orang tua yang mengantar anak2 nya. Langkah kecil ku tertatih mengikuti bapak yang berjalan duluan. Mata ku nanar mangawasi setiap sudut sekolah, perasaan ku campur aduk, antara senang Dan takut. Seseorang menyapa bapak. Sosok berkaca mata, tinggi, berambut keriting datang mendekati kami. " Ayo kesini, katanya sambil tersenyum....