Foto bersama Konsul AS untuk wilayah Sumatra Guy Margalith |
Ketika mereka mulai bingung mencari universitas mana tujuan
akhir sekolah.
Lagi-lagi sejarah kembali berulang, diwaktu yang berbeda
namun momen hampir sama. Segelintir anak-anak didik dengan sedikit gugup
menghampiri disela duduk manis tak tentu arah kerja.
Pertanyaan yang sama kembali terdengar, mungkin langkah
penting ini begitu sakrar sampai-sampai membuat mati kutu J.
Keadaan sedikit berbalik, ketika mereka masih duduk di
bangku kelas X ataupun XI, obrolan
mungkin tak jauh dari life style dan cowok. Namun memasuki tahun ketiga,
bayangan kehidupan pasca usia SMA mulai mengusik jiwa-jiwa lugu ini.
Hhmm… karena pertanyaan sama terpaksa saya kembali buka
kitab-kitab usang. Sederet bait intinya saja ku sampaikan, bahwa tak perlu
bingung akan masa yang akan datang. Memang langkah kecil hari ini tentukan apa
corak esok hari namun untuk kasus ini jangan terlalu di dramatisir karena bisa
saja akan membuyarkan konsentrasi hadapi ujian-ujian akhir tahun.
Serahkan saja pada sang maha mengetahui, yang terpenting
kita semaksimal mungkin berikan hal terbaik untuk hari ini. Untuk esok, waallau’alam.
Kedua, yang juga tak kalah penting adalah jaga hati dari
bunga-bunga cerita kasmaran. Perjalanan masih sangatlah panjang, namun waktu
penentuan begitu singkat. Jangan sampai waktu yang sedikit dihabiskan oleh sesuatu
yang tidak berguna dan cenderung dekati zina.
Perbanyak ibadah, insyaallah tuhan berikan yang terbaik
dalam perjalanan.
Hehe jadi ingat dengan pepatah lama yang berbunyi “kehidupan
akan menemukan jalannya sendiri”. Ya, kalau dirunut kembali masa-masa sewaktu SMA
1998-2001, rasanya tak terbayang saat ini duduk manis depan device dalam kampus
sebuah pesantren.
Komentar
Posting Komentar