Tak disangka akhirnya bisa melihat, mendengar dan merasakan
kehadiran penceramah kondang ustad. Abdul Somad. Ulama yang cukup viral dan
semakin trending topic disaat jelang pilpres 2019.
Cukup lama memperhatikan, apa yang membuat ustad satu ini
begitu terkenal di dalam maupun luar negeri. Sangkin tersohornya malah ada
beberapa tempat yang memutuskan untuk menolak kehadiran beliau, hhmm… mungkin
ada segelintir orang yang merasa terusik dengan materi ceramahnya yang polos,
menggigit dan apa adanya.
Tabligh akbar di pesantren Al-Ittifaqiah bersama ustad yang
biasa disapa dengan UAS ini menjadikan momen langka yang tidak saya sia-siakan.
Jauh beberapa hari sebelumnya, sesekali saya buka artikel yang membahas UAS dan
tonton beberapa video ceramahnya.
Kesempatan berjumpa ini secara tidak langsung menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang terbangun selama ini. Walaupun bertugas sebagai
salah satu kepanitiaan, tetapi demi menjawab rasa penasaran, saya paksakan
untuk memperhatikan mulai dari penampilan secara kasat mata sampai pada isi
materi ceramah.
Rasa penasaran mengapa ustad satu ini dianggap figur dan
selalu dijadikan rujukan semakin membuatku terus gali apa yang istimewa dari
dirinya.
Tampilan yang sederhana sempat membuat mata ini kagum,
seorang ustad yang digadang-gadang menjadi calon wakil presiden tetapi memakai
pakaian yang begitu biasa. Tidak seperti ulama-ulama yang biasa nongol di TV lainnya.
Yang membuat tak kalah kagum juga saat beliau naik ke atas
panggung. Walaupun disambut beberapa tokoh agama, masyarakat dan unsur
pemerintah tetapi beliau tidak menunjukkan kalau seorang yang paling ditunggu
kehadirannya, bahkan beberapa kali beliau mencium tangan orang yang lebih tua
darinya dan berjalan pelan sedikit membungkuk.
Sambil melayani tamu yang berada di seputaran UAS, tiap detik
saya upayakan untuk tidak luput memperhatikan langkah sampai mimik wajah.
Berpenampilan polos apa adanya, memakai baju batik yang saya
taksir paling bandrolnya dibawah 500 rb dan celana yang kisaran harganya cuma 300
rb, begitu jauh jika kita bandingkan dengan artis-artis yang mengedepankan
branded.
Tibalah waktu ia berceramah, tidak jauh beda dengan apa yang
sudah saya tonton di tiap videonya, bersuara lantang, bicara ceplas-ceplos dan
sedikit bercanda membuat para penghadir lupa dengan panasnya terik matahari dan
suasana berdesakan.
Sesekali menyentil tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh dalam pemangku
kebijakan agar memihak pada kaum tertindas dan menolong agama Allah yang
mungkin memerahkan telinga bagi sebagian pejabat.
Sesaat setelah makan siang, saya berkesempatan untuk duduk
disamping beliau, tanpa banyak bicara
saya merasakan hal yang berbeda. Cukup terkejut ketika bersalaman, terdengar
pelan beliau mengucapkan barakallah …. dst. Sebuah ungkapan yang tak dapat
dihargai dengan intan permata.
Tak lama berselang barulah saya sadari kalau keikhlasan
beliaulah yang membuat umat kagum padanya. Bukan dari banyaknya follower medsos
atau pakaian yang mewah nan branded. Bukan pula dari materi ceramah yang
ilmiah, atau juga bukan dari postur tubuh yang kekar berwibawa tetapi hanya
satu saja yaitu ikhlas berjuang di jalan-Nya.
Selamat berjuang saudaraku, semoga Allah swt mempermudah
segala urusanmu bermujahadah, berdakwah dan menolong agama Allah.
Komentar
Posting Komentar