Jumat, 25 Oktober 2024

Sambut Pilkada dengan Ibadah (2)

Tapi Segalanya Butuh Uang

Masih dalam suasana menanti hari dimana hampir seluruh masyarakat akan menyampaikan citanya dalam sebuah bilik kecil.
Mode tukang dadakan

Tak sengaja membuka status salah satu teman yang berisikan narasi yang cukup menarik "Uang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang".

Cukup menarik karena bisa saja kita korelasikan akan pesta demokrasi yang mungkin bagi sebagian orang dijadikan ajang kesempatan untuk mencari sedikit rezeki mulai dari berjualan diseputaran TPS sampai pada timsus membagi-bagikan uang yang tentu saja bagian dia sendiri sudah dilainkan, wkwkwk.

Kita sadari kondisi masyarakat pelosok yang dominan dibawah garis kemiskinan menjadi sebuah lahan subur terjadinya praktik politik uang atau money politik.

Mengutip penelitian KPU tentang pengaruh money politik terhadap daya pilih masyarakat di kabupaten Tabalong ditemukan sebanyak 28% pemilih mengambil uang karena sudah menjadi kebiasaan di masyarakat dan 87% didominasi oleh pemilih pemula atau pemuda.

Money politic dianggap juga oleh sebagian calon sebagai solusi tercepat raup suara karena disisi lain masyarakat menganggapnya hal biasa dan menjadi kebiasaan. Mungkin hal inilah salah satu faktor yang menjadikan cost politic di negeri Konoha begitu besar.

Bukanlah menjadi pembenaran jika melihat narasi di atas dengan realita yang ada, namun semua tergantung preferensi masing-masing.

Yang jelas, kita doakan saja.....
Apapun preferensi yang dipakai semoga tujuan mulia dari Pilkada dapat tercapai.

______________
Jika yang dimaksud segalanya butuh uang mungkin bisa sedikit kita luruskan, karena walaupun sifatnya liquid akan tetapi tidak semuanya bisa ditukar dengan deretan angka nominal.

Uang bukan segalanya tapi segalanya butuh BerkahNya.

Lets sing a song :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Enam Tahun Kemudian...

Waktu berlari tanpa kompromi, meninggalkan jejak yang tak selalu kasat, namun terasa di relung hati. Enam tahun mungkin terdengar singkat, t...